Hei!
Bangun kau!
Kau tidak sendiri, kawan
Meskipun perjuanganmu terlihat sia-sia
Masih ada nama seorang Cahaya
Kau tidak sendiri melawan
Gelapnya malam yang membutakan jiwa
Para pengelana haus yang lelah
Mungkin, kau pernah ragu
Kemana akan melangkah kakimu
Ketika bibirmu bergetar
Mencari-cari ucap makna cinta
Ketika air mata mu bergulir berlomba
Menuruni pipi asin pucat tak berona
Ketika gelap membutakan tatap asa
Dan perang berkobar menantang dosa
Ketika kau terhempas malu tak berdaya
Dan pernah sesaat takut untuk percaya
Kau tidak sendiri, kawan
Meski tidak sedikit derita yang melukai
Raga pembela kebenanaran yang pasti
Kau tidak sendiri melawan
Letih yang merengut iman pencari terang
Yang berteriak saat dunia berguncang
Sebuah pengorbanan tidaklah sia-sia
Saat kau menolak memberikan sisa-sisa
Perjuangan yang dibuat setengah-setengah
Tercampur amarah duka tak bersuka
Hei!
Bangun kau!
Lihatlah telapak tanganmu
Goresan-goresan yang elok dan mulia
Lihatlah telapak kakimu
Lecetan-lecetan yang indah dan setia
Ingat ini selalu, kawanku
Darah boleh mencapai titik penghabisan
Dan raga boleh berbilur kuat siksaan
Namun maut takkan pernah membunuh hati
Dan padam takkan pernah mengenal api
-
Di atas kereta dari Surabaya menuju Yogyakarta Minggu, 10 Maret 2019 EDK
Comments